COKELAT
Written by ulfi noviani , 9 Apr 2013 04.06
COKELAT
Suasana kelas
sudah sangat sepi. Hanya tinggal ia yang berada didalam kelas. “Akhirnya tugas
kelar.. nugas dikelas enak, darpada dirumah bawaannya males…” ucap Rangga
dengan lirih, sambil memasukan buku dan ballpointnya kedalam tas.
Rangga berjalan
perlahan keluar dari kelasnya. Ketika ia melewati ruangan kelas yang
bersebelahan dengan kelasnya, ia mendapati seorang gadis yang sedang duduk
didalam kelas yang sudah terlihat sepi. Rangga menghentikan langkahnya. Ia
berjalan mundur tiga langkah dari tempatnya berdiri. Matanya menatap
menerobos kesela-sela jendela. Didapatinya gadis dengan sebuah notebook
dihadapannya, dan beberapa cokelat yang berserakan dimeja. Dari jauh Rangga
terus memperhatikan gadis itu. Sesekali gadis itu mulai memasukan butir cokelat
kedalam mulutnya, dan mengunyahnya dengan gerakan santai.
Belakangan ini
Rangga memang sering memperhatikan gadis yang bernama ‘Dini’ itu. Dini adalah
gadis misterius. Menurutnya.
Rangga sering
melihat Dini duduk termangu disuatu tempat sendirian. Jarang sekali Dini
terlihat keluar dari kelasnya, untuk sekedar mengobrol atau pergi kekantin.
Dini tidak terlihat seperti lazimnya mahasiswa/i lainnya. Rasa penasaran Rangga
terus memacu keinginannya untuk kenal lebih dekat.
Dini menoleh kearah Rangga. Ia terlihat
gelagapan. Dengan gerakan cepat, ia menutup notebooknya dan memasukan beberapa
sisa cokelat kedalam saku bajunya, Dini berjalan dengan langkah cepat keluar
dari kelasnya, kepalanya tertunduk. Ia berlalu di depan Rangga yang masih
berdiri mematung memandanginya. Rangga terlihat heran, dan menggelengkan
kepalanya perlahan.
∞∞∞
Matahari sudah
mulai tenggelam. Rangga berjalan mengelilingi taman yang tidak jauh dari
rumahnya. Disebuah bangku taman, ia melihat seorang gadis yang sedang duduk
disana. Dari jauh Rangga memandangi gadis itu, dengan tatapan menyalidik.
Semakin dekat wajahnya terlihat femilier. Rangga terus berjalan perlahan menghampiri gadis itu.
Matanya dan mata Dini bertemu dan saling bertatapan. Dini mengerjap. Ia
langsung bangkit dari duduknya dan membalikan badannya. Lalu berjalan cepat
menjauhi Rangga. Dahi Rangga berkerut, wajahnya terlihat heran. “Tunggu…!”
Spontan Rangga memanggil, dan tergopoh-gopoh menyusul Dini. Dini menghentikan
langkahnya. “Ada apa?” sahut Dini dengan nada lirih. Baru kali pertamanya
Rangga bertatapan langsung dengan Dini dengan jarak sangat dekat. Dan baru
sekarang Rangga mendengar gadis itu berbicara. Melihat dari jarak dekat, Rangga
tidak menyangka ternyata Dini terlihat jauh lebih manis.
“Aku boleh minta waktu
kamu buat nemenin aku ngobrol dibangku taman? Klau kamu gabisa juga ga masalah”
jawab Rangga, Dini hanya membalas dengan tersenyum dan mengangguk kecil. Mereka
beriringan berjalan menuju bangku yang ditempati Dini, tadi.
Dari pertemuan
itu, Rangga dan Dini semakin hari semakin dekat. Hanya kepada Rangga gadis itu
mau berbicara, bahkan ia tidak pernah dekat dengan siapapun seperti kedekatan
ia dengan Rangga. Rangga belum mengetahui penyebab kemisteriusan gadis itu.
∞∞∞
Sebulan berlalu. Kini
kedekatan mereka tidak lagi dikatakan hanya sebatas ‘teman’. Bermula dari
seringnya mereka bertemu pada jam setelah selesai kuliah, hingga bertemu ditaman
pada sore tertentu. Setiap kali bertemu itu juga Rangga sengaja selalu
membawakan cokelat untuk Dini. Setiap menerima cokelat yang diberikan Rangga,
wajah Dini selalu terlihat ceria.
Suatu hari Rangga
mengutarakan isi hatinya kepada Dini. Rangga meminta Dini untuk menjadi
pendamping hidupnya. Dengan sangat bahagya, Dini pun bersedia untuk menjadi
kekasih Rangga.
Hubungan
merekapun berjalan dengan sangat baik. Begitu Rangga sangat menyayangi Dini,
begitupun dengan Dini.
∞∞∞
Hari berlalu
begitu cepat. Hari ini merupakan hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh Rangga
dan Dini. Dimana pada hari ini hubungan mereka tepat menginjak satu tahun.
Pada malam
sebelumnya. Rangga dan Dini bertemu ditaman seperti biasanya. Mereka juga duduk
dibangku yang biasa mereka tempati. Dini menyandarkan kepalanya dibahu Rangga. “Besok..
aku tidak ingin membuatmu kecewa.. aku ingin memberikan hadiah anniv sesuai
yang kamu mau…” ucap Rangga sambil menoleh, dan tersenyum kearah Dini. “Aku
hanya ingin kamu mengirimkan balasan ‘surat cinta’ untuk ‘surat cinta’ yang
akan aku berikan besok untukmu…” Sahut Dini yakin. Matanya berbinar-binar
memandang kearah Rangga. Mata Rangga terbelalak tak percaya. Dini memang gadis
yang sangat berbeda dengan gadis lainnya, untuk hari anniv saja ia hanya
menginginkan selembar ‘surat cinta’. Fikirnya. “Itu saja?” Tanya Rangga. Dini membalas dengan mengangguk
yakin.
∞∞∞
“Selamat
hari satu tahun untuk hubungan kita. Aku yakin tuhan menyayangi dan memberkati
hubungan kita, sehingga kita bisa menjalani perjalan panjang ini. Many thanks for
god
Hari-hari ku indah… hari-hariku cerah…
Tuhan telah mengirimkan kamu.. pria
sempurna untuk hidupku… untuk melengkapi kekuranganku…
Hadirmu mampu membuat rasa sakitku
hilang.. dunia yang sempat kupandang tak berarti kini mulai menjadi sangat
berarti semenjak kehadiranmu..
Disampingmu…
Tak kurasakan lagi rasa sakit akibat
penyakit yang terus menggerogoti setiap waktu dan harinya….. kini aku tak
pernah lagi mengeluhkan rasa sakitnya.. karna aku telah menemukan rasa bahagya
yang melebihi rasa sakit ini ketika aku berada disampingmu…
Terimakasih Rangga kamu telah membrerikan
arti sebuah kehidupan… dan maafkan aku, jika selama ini aku bungkam dengan
penyakit yang aku derita. Aku tidak mau.. rasa sayangmu berubah menjadi rasa
iba untukku… aku ingin dipandang sebagai gadis yang sehat, dan hidup lazimnya
gadis lain yang hidup tanpa merasakan sakitnya seorang penderita kanker tulang
belakang seperti aku ini…..
Maaf jika keegoisanku utuk memilikimu
membuatmu merasakan sakit jika kehilangan aku nantinya… aku tak mampu menolak
kedatanganmu dengan membawa kasih sayang yang terlalu besar untuku.. begitu
juga dengan aku yang tak mampu berbohong atas perasaan aku untukmu….
Sekarang aku sudah tidak lagi membutuhkan
cokelat untuk membuat hari-hariku terasa manis.. kamu sudah mampu
menggantikannya.. bahkan lebih dari itu….
Selama ini aku mampu bertahan hidup, dan
masih bisa menopangkan kakiku disini hanya karena kekuatan dari tuhan, ibu, dan
kamu… tapi aku tidak akan bisa melarang tuhan jika suatu saat memanggilku untuk
berada disampingNya….. Jaga ibuku……
Terimakasih untuk hari indah
bersamamu…..
I love you more…
From : Dini”
“Mendapatimu tergeletak ditempat tidur,
dengan tangan menggenggam sebuah surat cinta.. didalam ruangan kamar dengan bau
aroma obat-obatan menerpa penciumanku… rasa panik.. khawatir yang aku rasakan. Tanpa
fikir panjang aku membawamu kerumah sakit…
Hari satu tahun untuk hubungan kita, juga
merupakan hari pertama aku mengetahui penyakit yang dideritamu. Ibumu yang memberitahuku.
Dengarlah… semua menangis.. ibu..
keluargamu.. dan teman-teman yang pernah kau ceritakan ketidak peduliannya
terhadapmu, ternyata mereka sangat menyayangi dan mengkhwatirkanmu.. mereke
semua menangis… dengarlah din!! Tolong dengar… bangunlah.. kamu gadis kuat..
kamu mampu melewati semuanya…..
Tuhan menakdirkan lain.. tuhan
menginginkanmu disampingNya. Kamu pergi menuju surga. Aku akan ikhlas.. karna
aku sangat menyayangimu. Aku dan orang yang menyayangimu akan ikhlas dengan
kepergianmu… tuhan sayang kepadamu. Maka dari itu tuhan tidak ingin kamu
terus-menerus merasakan rasa sakit setiap harinya, itulah penyebab tuhan
memanggilmu..
Aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Aku
tidak akan pernah menyesal atas pertemusn kita.. kamu harus tau tidak akan
pernah ada gadis sepertimu. Kamu tidak akan pernah tergantikan…
Tunggulah aku disana din.. dirumah barumu
yang begitu indah. Bahagyalah disana, rasa sayangku akan terus menyertaimu
dimanapun kamu berada. Dan jangan lupa.. temui ibuku disurga.. kalian seperti
anak kembar yang terpisahkan.. wajah,sifat,dan penyakit yang diderita kalian
sama.. aku menyayangi kalian.. tunggu aku disana..
Surat cinta merupakan permintaan
terakhirmu.. aku akan meletakan surat balasan ini dipemakamanmu…
From : Rangga”
Posting Komentar